Umat Islam pada masa lalu pernah berjaya,
bahkan kekuasaan Islam begitu luas setelah berhasil menaklukkan sebagian
wilayah di dunia. Pengaruh dan kekuasaan Islam pada masa itu berhasil
masuk ke wilayah Asia, Afrika, bahkan Eropa. Tentunya dalam hal ini,
pengaruh Islam masuk ke wilayah-wilayah tersebut dalam rangka menegakkan
agama Islam dan menunjukkan bahwa Allahlah satu-satunya Tuhan yang
pantas disembah –bukan untuk alasan yang lain. Hanum Salsabila Rais
dalam bukunya yang berjudul 99 Cahaya di langit Eropa sangat
jelas menggambarkan betapa hebatnya masa keemasan Islam di Eropa yang
dibuktikan dengan peninggalan berupa bangunan bersejarah. Seorang ilmuan
Perancis bernama Dr. Gustave Le Bone pernah mengatakan bahwa dalam satu
abad atau 3 keturunan, tidak ada bangsa-bangsa yang dapat mengadakan
perubahan yang berarti. Bangsa Perancis memerlukan 30 keturunan atau
1000 tahun lamanya baru dapat mengadakan suatu masyarakat yang berarti.
Hal ini berlaku pada seluruh bangsa dan umat –tak terkecuali selain dari
umat Islam– sebab Muhammad saw. sudah dapat mengadakan suatu masyarakat
baru dalam tempo satu keturunan (23 tahun) yang tidak dapat ditiru atau
diperbuat oleh orang lain.
Dari kisah masa lalu yang begitu membanggakan, ternyata Al Quran telah menjelaskan ciri-ciri kebangkitan umat Islam. “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nur: 55).
Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan empat ciri kebangkitan umat Islam. Pertama,
menjadikan mereka berkuasa di muka bumi. Ibnu katsir dalam tafsirnya
mengatakan bahwa ini merupakan janji Allah kepada Rasul-Nya bahwa Dia
akan menjadikan umat ini sebagai khalifah di muka bumi, yaitu menjadi
pemimpin umat manusia dan penguasa manusia. Kedua, meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridai-Nya (Allah) untuk mereka. Setelah
suatu wilayah dapat dikuasai oleh umat Islam, maka dengan begitu dalam
penyebaran ajaran Islam dapat terealisasi, karena agama Islamlah
satu-satunya agama yang diridai Allah. Ketiga, Dia benar-benar
akan menukarkan (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. Artinya, ketika ajaran Islam dapat merasuk di dalam diri
umat, maka rasa aman dan kenyamananlah yang akan mereka peroleh. Keempat,
mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun
dengan Aku. Karena kesyirikan merupakan dosa paling besar, bahkan tidak
ada ampunan lagi bagi yang melakukannya. Maka, umat Islam wajib
beribadah hanya untuk memperoleh rida dari Allah.
Kondisi Umat Islam pada Hari Ini
Jika ciri-ciri kebangkitan Islam di atas
dikontekskan dengan kekinian, ternyata masih jauh atau bisa dikatakan
“jauh panggang dari api”. Potret umat Islam pada hari ini sudah pernah
digambarkan oleh Rasulullah saw. Ketika itu, para sahabat sedang
menanyakan keadaan umat Islam di kemudian hari. Rasulullah pernah
mengatakan bahwa kondisi umat Islam diibaratkan makanan di atas meja
yang dikeroyok oleh orang-orang yang lapar. Islam memang memiliki daya
tarik tersendiri, memiliki panduan yang jelas, bahkan tidak dimiliki
oleh agama lain. Maka dari itu, orang-orang di luar Islam pasti akan
berusaha menjatuhkan Islam, sehingga Islam tidak lagi berkembang dan
terkesan agama yang “usang”.
Dari Tsauban RA. (mantan budak Rasulullah saw.), dia berkata: Rasulullah
saw. bersabda, “Hampir-hampir umat-umat kafir saling menyeru untuk
menyerang kalian dari segenap penjuru, sebagaimana orang-orang (yang
lapar) sedang mengerumuni hidangan makanan.” Dia (Tsauban RA.) berkata,
kami (para sahabat) bertanya , “Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu
kami sedikit?” Jawab Nabi saw, ” Tidak, bahkan pada waktu itu kalian
berjumlah banyak, akan tetapi kalian seperti buih (banjir). Dan sungguh
Allah akan mencabut dari hati musuh-musuh kalian rasa takut pada kalian.
Dan sungguh Allah akan mencampakkan al-wahn ke dalam hati-hati kalian.”
Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah , apakah itu
al-wahn?” Nabi saw menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al- AlBaani)
Berdasarkan hadis di atas, sudah sangat jelas
bahwa umat Islam sekarang ini sedang dikepung oleh berbagai kelompok
maupun aliran. Menurut Zaini Munir dalam suatu ceramahnya di aula
Madrasah Muallimin Yogyakarta menyebutkan lima kelompok yang perlu
diwaspadai. Kelima kelompok atau aliran tersebut adalah zionis,
imperialis, misionaris, orientalis, dan kapitalis. Bahkan mungkin di
luar lima kelompok tersebut masih banyak kelompok-kelompok yang lain
yang menginginkan Islam tidak berkembang dan selalu stagnan, bahkan
kalau bisa mengalami kemunduran.
Kita tilik kelompok imperialis atau biasa
disebut dengan penjajahan. Penjajahan dalam era modern ini bukan lagi
berupa menjajah suatu wilayah, kemudian menguras habis kekayaan bangsa
yang dijajah, melainkan menjajah dalam bentuk lain (new imperialism),
penjajahan ini bersifat halus, tanpa disadari, dan berdampak pada
tingkat kemunduran suatu bangsa karena ketergantungan dengan bangsa
lain. Kelompok ini menipu umat Islam dengan menebarkan paham, seperti
menegakkan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), serta memerangi
terorisme. Padahal jika kita mau mengkaji Al Quran, Islam lebih dulu
memahami paham-paham di atas namun dengan istilah yang berbeda.
Sebaliknya, konsep yang ditawarkan oleh kelompok imperialis dengan
segala kekuatan yang dimilikinya, seringkali melakukan sikap paradoksal.
Seperti halnya pada perang Israel-Palestina, sudah jelas-jelas yang
melanggar adalah “siapa”, tapi tidak juga diselesaikan namun malah
membela Israel dan menutup mata perihal korban yang datang dari
Plestina. Selanjutnya, ketika mengatakan memerangi terorisme, justru
kelompok ini menjadi terorisme sendiri seperti peribahasa maling teriak
maling.
Kemudian kelompok misionaris dan orientalis
merusak hal-hal yang bersifat keimanan kita kepada Allah. Kelompok
misionaris sekarang ini sudah tidak malu-malu lagi untuk menyebarkan
agamanya di berbagai daerah. Mereka “mengiming-imingi” umat Islam yang
“awam” tentang pemahaman agama Islam untuk berpindah ke agama Katolik
demi memperoleh “sesuap nasi”. Sedangkan kelompok orientalis berperan
dalam merusak akidah umat Islam, seperti halnya yang dilakukan oleh
kelompok “liberalisme” dalam beragama. Sejauh ini, saya tidak
mempersoalkan konsep liberal selama liberal itu tidak mencederai akidah
dan keimanan seseorang kepada Allah. Namun, apa yang mereka praktikkan
sungguh tidak bisa ditolerir lagi. Mereka menganggap bahwa semua agama
kedudukannya sama serta akan sama-sama masuk surga. Liberalisme yang
kebabalasan seperti ini perlu diwaspadai, jangan sampai dengan
beranggapan sudah membaca bacaan teori orang kafir merasa sudah paham
dalam beragama Islam, padahal mengkaji ilmu agama Islam masih jarang.
Kelompok yang terakhir adalah kelompok
kapitalis atau biasa disebut kelompok yang memiliki modal. Kelompok ini
menawarkan empat F (4F), yaitu Fun (kesenangan), Food (makanan), Fashion
(Pakaian), dan Film. Disadari atau tidak, keempat hal tersebut menjadi
hal yang selalu digemari oleh sebagian besar umat Islam di belahan bumi
manapun. Kelompok kapitalis selalu memanfaatkan kondisi ini dan berusaha
memengaruhi konsumennya untuk “tunduk” kepada apa yang diinginkan
pemodal. Konsumen selalu digiring menuju hal-hal yang kurang baik dengan
memasukkan paham dari kelompok-kelompok lain. Acara ajang Miss World
yang digelar di Indonesia baru-baru ini juga ada indikasi sebuah
hegemoni kapitalis yang masuk dengan berkedok pelestarian budaya.
Apa yang Harus Umat Islam Lakukan?
Sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw.
dari kota Mekah ke kota Madinah, yaitu 1435 tahun silam. Kini telah
memasuki abad ke-15 pascahijrah tersebut. Jika dihitung-hitung kita
telah memasuki tahun ke-35 dalam abad ke-15. Pada beberapa tahun ke
belakang ini, umat Islam benar-benar dibuat tidak berdaya oleh serbuan
kelompok di luar Islam, mulai dari tuduhan Islam sebagai agama teroris
sampai kepada perpecahan umat Islam di berbagai negara. Sejarah manis
yang telah ditorehkan oleh zaman sahabat patut diteladani, kemudian
mengupayakan untuk mengembalikan Islam sesuai dengan tempat semestinya.
Melihat fenomena umat Islam hari ini, pantang untuk menyerah.
Tidak ada satupun ayat maupun seruan nabi
untuk menyerah dengan keadaan. Sikap optimis harus selalu menjadi
kebiasaan kita. Dalam Al Quran telah memberikan tips atau resep untuk
mengembalikan kejayaan Islam yang sempat hilang. “Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu
lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar. (QS. Al Fath: 29)
Dalam ayat di atas, pertama, Allah
memerintahkan kepada kita untuk keras dan tegas dalam menghadapi dan
melawan orang-orang kafir dalam urusan-urusan yang dapat merusak akidah
dan kepentingan umat Islam. Sebaliknya, ketika di luar akidah dan
ibadah, kita justru diharuskan untuk saling berkerja sama dan
tolong-menolong dengan orang kafir sebagai bentuk menciptakan hubungan
baik dengan sesama makhluk Allah. Kedua, kita juga dituntut
untuk saling menyayangi sesama umat Islam sebagaimana firman Allah surat
Al Anfal ayat 73 sekaligus menjadi perenungan kita bersama, “Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian
yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan
Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan
yang besar.”
Ketiga, ahli rukuk dan
sujud. Ini dimaksudkan bahwa umat Islam harus senantiasa menjadikan
ibadah sebagai sebuah kebutuhan bukan lagi untuk menggugurkan sebuah
kewajiban semata. Rukuk dan sujud tersebut representasi dari ibadah
salat, baik itu yang bersifat wajib maupun sunah. Ketika umat Islam
salatnya baik, maka akan terjaga dari perbuatan keji dan munkar
sebagaimana fungsi salat. Keempat, hidupnya hanya untuk mencari karunia dan rida Allah. Karena sebagaimana surat Al An’am ayat 162 yang berbunyi, “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”.
Jadi segala tindak-tanduk kita hanya ditujukan kepada Allah taala,
bukan untuk yang lain, seperti ingin memperoleh sanjungan dari orang
lain, atasan, dosen, pejabat, apalagi dengan orang yang bukan seiman. Kelima,
tawaduk dan khusyuk. Seseorang dalam beriman tentu tidak lengkap jika
tidak diiringi dengan akhlak yang mencerminkan sifat Rasulullah.
Seseorang dinilai orang lain dari segi akhlaknya, namun bukan sifat
kepura-puraan. Sifat tawaduk dan khusyuk ini yang membawa manusia dapat
berinteraksi dengan Allah dan sesama makhluk secara baik.
Kelima tips itulah yang menjadikan umat Islam
mampu berjaya kembali. Minimal dimulai dari yang kecil, dilakukan dari
sekarang, serta mulai dari diri sendiri, kemudian ditularkan kepada
keluarga, lingkungan sekitar, dan tidak menutup kemungkinan seluruh umat
Islam di penjuru dunia mampu melaksanakan sikap-sikap tersebut. Untuk
hasilnya seperti apa, maka itu bukan lagi urusan kita. Selanjutnya, kita
pasrahkan kepada Allah swt.
sumber:http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/05/abad-ke-15-sebagai-abad-kebangkitan-islam-refleksi-menyambut-tahun-baru-1435-h-606892.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar