Rabu, 04 Desember 2013

Indonesia vs Melanesia



Ras Dan Negara Bangsa
Suatu ras besar yang dijajah oleh ras Melayu di dalam negara kesatuan Indonesia adalah ras Melanesia (Papua, Timor dan Maluku). Penjajahan dapat berbentuk penjajahan politik, ekono-mi dan sosial-budaya. Di dalam proses nation building (pemban-gunan bangsa) rakyat Melanesia selalu didiskriminasikan oleh rakyat Melayu (Indonesia). Latarbelakang ras Melanesia di dalam nation building adalah berbeda dengan ras Melayu. Indo-nesian nation building tak pernah akan berhasil jika perbedaan persepsi kedua ras ini tidak pernah didiskusikan untuk disatu-kan. Mendiskusikan perbedaan persepsi tidak boleh sekaligus dicap sebagai usaha separatisme berdasarkan rasisme. Di sini kita mendiskusikan separatisme yang bertujuan egalitas. Adanya perbedaan persepsi timbullah situasi Melayu versus Melanesia. Perbedaan persepsi bisa saja hanya berada pada tingkat perbedaan budaya. Tapi, justru status quo yang muncul di Indonesia adalah Melayu versus Melanesia. Mendiskusikan perbedaan bertu-juan membangun dasar egalitas. Untuk itu, semoga "Melayu versus Melanesia" dapat berubah menjadi "Melayu dan Melanesia".

Kemerdekaan
Kemerdekaan yang di perjuangkan, bukan -hanya- bertujuan memperoleh kemerdekaan politik di luar negara kesatuan Indone-sia. Tapi, suatu kemerdekaan di mana rakyat Melanesia tidak menggantungkan nasibnya pada jaminan sosial yang dijanjikan atau pun diberikan pemerintah yang didominasi oleh ras Melayu. Atau kemerdekaan yang berarti rakyat Melanesia tidak dijajah (ditindas) secara ekonomi oleh ras Melayu. Untuk mencapai kemerdekaan politik, kita harus melalui proses pembangunan sosial-ekonomi. Ekonomi rakyat harus menjadi kuat. Ini adalah dasar untuk mencapai partisipasi rakyat Melanesia di dalam decission making process (proses pengambilan kebijaksanaan). Tujuan akhir dari perjuangan rakyat Melanesia adalah kemerde-kaan politik di mana Papua Barat, Maluku dan Timor masing-masing harus merdeka di luar Indonesia. Namun, untuk mencapai hal tersebut perjuangan harus diarahkan pada bidang pembangu-nan ekonomi (economic development) dan pembangunan manusia (human development). Ini adalah dasar bagi perjuangan untuk mencapai kemerdekaan politik di luar Indonesia.

Self-development (membangun diri sendiri)
Rakyat Melanesia harus sanggup membangun dirinya sendiri menjadi rakyat yang kuat untuk menguasai kekayaan alam (natu-ral resource)nya sendiri. Kita harus mengakui, bahwa rakyat Melanesia di Indonesia masih sangat lemah dalam berbagai sektor pembangunan. Maka itu mereka masih bisa dijajah dengan gampang. Tapi ini justru merupakan dasar untuk memberontak melawan penjajah. Semakin rakyat ditindas semakin dia member-ontak. Seekor ulat yang teriris pun masih dapat menggeliat. Pemberontakan dapat dilakukan melalui proses self-development(membangun diri sendiri dengan kekuatan sendiri). Modal dasartelah ada. Rakyat Melanesia telah memiliki sekelompok kecil kaum intelek, mahasiswa, petani dan nelayan. Tanah yang luas,umpamanya di Papua Barat, dapat diolah menjadi tanah ekonomis. Setelah rakyat Melanesia berada pada posisi ikut berpartisipasi di dalam setiap pengambilan kebijaksanaan, maka di sana rakyat Melanesia dapat melakukan penawaran (bargaining/onder-handeling)

Kendala sosial

Budaya Melanesia yang mengutamakan kepentingan kolektif masih merupakan faktor kendala. Beberapa individu yang berambisi untuk ikut berpartisipasi di dalam dunia bisnis ekonomi meng-hadapi realitas interen yang keras. Seorang kaya berwajib memberikan derma atau sumbangan kepada sesamanya. Hal ini masih kelihatan sangat kuat di dalam budaya Melanesia. Seorang Melanesia yang kaya masih harus belajar untuk melakukan perhi-tungan ekonomi sehingga tidak gampang mengalami resesi di dalam menghadapi tanggungjawab sosial sebagai tantangan yang diarahkan kepadanya oleh masyarakan Melanesia sekitarnya. Di sini kita harus belajar untuk memberikan dukungan kepada setiap individu yang berkemampuan untuk terjun ke dalam dunia bisnis ekonomi. Bukan berarti kita ikut mengembangkan individualisme tapi justru ikut membangun, secara tidak langsung,beni kekuatan rakyat (kolektif) yang kita dambakan. Kita mendambakan adanya kekuatan rakyat Melanesia melawan dominasi atau penjajahan Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, ada dua hal yang dapat dilakukan. Mendukung usaha individu (individual economic business) dan kedua, membangun usaha kolektif

(collective economic business).

Forum Melanesia di Indonesia Kerjasama antara berbagai kelompok Melanesia (Papua, Maluku dan Timor) di luarnegeri telah dibangun. Ketiga kelompok ini di dalam forum-forum internasional selalu saling bertemu dan saling mendukung. Namun, faktor yang mendasar adalah kekuatan rakyat di negeri masing-masing. Aktivitas perlawanan harus dilakukan secara permanen di negeri masing-masing (Maluku,Timor dan Papua Barat). Untuk menjaring kerjasama antara kelompok bangsa Melanesia di Indonesia, suatu forum harus dibentuk. Saya beri nama: *Forum Melanesia di Indonesia / FMdI (Melanesian Forum in Indonesia /MFiI). Forum ini harus dibentuk secara legal untuk mendiskusi-kan berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa Melanesia di Indonesia.

Solidaritas

Di Indonesia bukan saja ras Melanesia yang dijajah, tapi di sana terdapat juga bentuk penjajahan berdasarkan sukuisme (tribalism), umpamanya suku Jawa mendominasi atau menjajah suku yang lain. Selain itu terdapat bentuk penjajahan kelas, umpamanya Jawa kelas atas menjajah Jawa kelas bawah. Singkat-nya, di Indonesia terdapat satu masyarakat yang tertindas. Untuk membangun kekuatan rakyat Melanesia, perlu sekali kita mendukung perjuangan masyarakat tertindas di Indonesia. Di samping itu, kita mengenal perjuangan rakyat Aceh untuk merde-ka di luar Indonesia. Ini identik dengan perjuangan politik rakyat Melanesia di Indonesia. Sebagai bangsa Melanesia yang terjajah tentu kita harus mendukung perjuangan kemerdekaan Aceh. Lebih luas lagi, kita mengenal juga perjuangan bangsa pribumi di Kalimantan (Borneo). Mereka ini juga harus menikmati dukungan kita. Singkatnya, solidaritas kita terarah pada rakyat tertindas, rakyat Aceh dan bangsa pribumi di Borneo.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar